....Semarang, 1 Juli 2012Kali ini aku akan sedikit menceritakan tentang sosok ku dalam penggalan-penggalan tulisan ini,...Aku diberi nama oleh orang tuaku yakini winarso,
nama yang cukup singkat sekali namun, kata kedua orang tuaku nama yang
singkat itu merupakan sarat dan memiliki makna yang luas. Lahir di kota
pati, 19 november 1990, tepatnya di desa kletek kecamatan pucakwangi,
desa yg termasuk golongan pelosok. jarak sampai ke kota kira-kira
mencapai 35-40 km. aku adalah anak ke-8 dari 7 saudara. aku
dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. Akan tetapi, kesederhanaan
itu merupakan sebuah keistimewaan yang tiada tara..Semasa
kecil di pati, aku sangat rapat dengan keluargaku, dengan kedua orang
tuaku, saudara-saudaraku dan teman bermainku. Keakraban itu,
begitu sangat memberi kesan kepada arti hidupku.Dalam
hidupku yang amat
jarang berduka kecuali dimarahi oleh orang tua karena ulah ku sendiri
hanya sukanya bermain dan bermain saja. Namun ketika menginjak bangku
SMP tepatnya kelas 3 di SMP negeri 1 Pucakwangi, aku berduka
sedalam-dalamnya. Ialah saat kakak ku
meninggal dunia, dia bernama sopyan merupakan anak ke 5 dari urutan 8
sauudaraku, aku melukiskan kedukaan itu eperti dalam sajak yang luar
biasa pedih, yang merupakan sebuah karya besar chairil anwar: "Bukan
kematian benar yang menusuk kalbu/ Keridlaanmu menerima segala tiba/ Tak
kutahu setinggi itu atas debu/ Dan duka maha tuan bertahta" Sejak kecil, semangat ku terkenal kedegilannya. Seorang teman
dekatku, pernah membuat suatu tulisan tentang kehidupan ku
ketika semasa kecil. Salah satu sifat ku pada masa
kanak-kanak ialah pantang dikalahkan, baik pantang kalah dalam suatu
persaingan, maupun dalam mendapatkan keinginan hati. Keinginan dan
hasrat untuk mendapatkan itulah yang menyebabkan jiwaku selalu
meluap-luap, menyala-nyala, boleh dikatakan tidak pernah diam. Sesudah
tuhan yang maha esa, kedua orang tua dan saudara adalah wanita yang
paling ku puja. Juga Wanita adalah dunia ku sesudah buku. Tercatat
banyak nama
sebagai gadis yang ku kejar-kejar. Dan nama gadis itu bahkan sering
masuk
ke dalam puisi ku. Namun gadis tersebut tidak yang mau
menjadi kekasihku. Perjalanan
hidup ku semakin berantakan. Disebabkan kesulitan
ekonomi, dan gaya hidup ku yang tak berubah. Tak lama setelah itu, aku
merantau keluar kota tepatnya semarang. disemarang aku menjalani karir
sebagai seorang mahasiswa dan saat itulah aku mencoba menekuni
kehidupan sebagai seorang sejarawan muda, tak ada salahnya karena aku
merupakan seorang mahasiswa jurusan sejarah. Umur
ku sekarang memang tergolong masih muda. Tapi kemudaan ini harapanku
tidak meninggalkan banyak hal
bagi perkembangan kehidupanku. Malah aku ingin menjadi terbaik, selain
di dunia kesejarawanan juga untuk sikap yang bersungguh-sungguh di dalam
menggeluti
kesenian. Sikap ini lahir dari mereka yang telah mendahuliu aku. Saat
mengenang kematian para pahlawan, sastrawan, seniman indonesia dan juga
orang hebat dunia, maka aku berucap maaf "Saya minta maaf, karena
kini saya hidup di suatu dunia yang bertentangan dengan duniamu, namun
sejarahmu tak pernah aku lupakan.”
|